25 September, 2006

13 WASIAT RABBANI (Pesan Moral Untuk Perbaikan Ummat)

Pendahuluan

Al-Qur'an diturunkan oleh Allah subhanahu wata'ala dengan memuat
berbagai manfaat dan fungsi yang sangat besar bagi manusia. Di antaranya
adalah sebagai syifa' (obat) baik untuk penyakit badan maupun penyakit
hati, ia juga merupa-kan Nur (cahaya) yang menerangi langkah hidup manusia.
Al-Qur'an merupakan Hudan dan Furqan (petunjuk dan pembeda) yang
menunjukkan ke jalan yang lurus serta membedakan antara yang hak dan yang
batil dan masih banyak lagi nama-nama lain dari Al-Qur'an yang
masing-masing menunjukkan fungsinya.

Sebagai umat Islam, kita selayak-nya dapat mengambil dan memetik
manfaat yang melimpah ruah ini, yaitu dengan cara mempelajarinya,
merenungkan, dan memikirkan kandungan-nya, serta mengamalkan apa yang menjadi
tuntutannya. Karena dengan itu kita akan mendapatkan kehidupan yang baik di
dunia sebagaimana dijanjikan Allah subhanahu wata'ala dan di akhirat
kelak kita termasuk orang-orang yang beruntung.

Salah satu pengajaran tertinggi dari Al-Qur'an adalah seperti termuat
di dalam surat Al-Israa' dari ayat 23 hingga 39. Andaikan orang mau
mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, tentu sudah cukup untuk menata
setiap pribadi dan masyarakat, apalagi dengan mengamalkan ayat-ayat yang
lainnya. Inilah di antara sebab yang mendorong kami untuk menyajikan
tema ini.


Di dalam surat Al-Isra' ayat 23-39 ini terdapat pesan atau wasiat Allah
subhanahu wata'ala kepada umat manusia yang mencakup aspek pribadi dan
sosial kemasyarakatan. Kalau kita mau mencermati dan memikirkan isi
ayat-ayat tersebut, maka sungguh akan kita dapati sebuah pengajaran yang
tidak tertandingi sehingga tak ada alasan bagi manusia manapun untuk
berpaling dan lari dari Al-Qur'an lalu mencari sumber pengajaran lain
apalagi yang tidak sejalan dengan Al-Qur'an.

Kita telah sering mendengar ungkapan bahwa yang paling tahu tentang
keadaan suatu benda atau barang adalah pembuatnya. Sehingga jika ada
kerusakan atau untuk mengetahui bagaimana cara merawatnya maka harus
mengikuti petunjuk pabrik atau perusahaan pembuatnya. Demikian pula manusia
adalah ciptaan Allah subhanahu wata'ala, maka yang paling tahu tentang
manusia adalah penciptanya yaitu Allah subhanahu wata'ala. Dia lebih
mengetahui mana yang baik dan buruk untuk manusia, mana yang berbahaya dan
berguna, mana yang merusak dan membangun dan demikian seterusnya.

Maka kinilah saatnya setiap kita untuk kembali kepada Allah subhanahu
wata'ala, kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kita gali kandungan dan
isinya, kita hayati dan fikirkan, lalu kita amalkan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Berbagai tatanan hidup yang diletakkan di atas selain tatanan
Islam terbukti telah gagal mengantarkan manusia sebagai umat terbaik,
sedangkan Al-Qur'an telah terbukti menjadikan umat yang mau berpegang
dengannya menjadi manusia-manusia beradab dan bermartabat.

Semoga risalah ini memberikan manfaat bagi penyusun khususnya, para
generasi muda, remaja dan masyarakat muslim pada umumnya.

Wasiat Pertama; Menyembah (Beribadah) Hanya Kepada Allah subhanahu
wata'ala

Firman Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia." (QS. Al-Israa': 23). Ayat ini sekaligus merupakan larangan keras
menyekutukan Allah subhanahu wata'ala dengan sesuatu apa pun, karena
syirik (menyekutukan Allah) merupakan dosa yang tidak diampuni sebelum
pelakunya bertaubat.

Wasiat ke Dua; Berbakti Kepada Dua Orang Tua

Firman Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya." (QS. Al-Israa': 23)

Di antara bentuk-bentuk berbuat baik (birrul walidain) kepada orang
tua, sebagaimana dalam kelanjutan ayat adalah:

1. Tidak berkata "ah" atau membentak mereka. Allah subhanahu wata'ala
berfirman artinya,
"Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaan-mu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka."
(QS. Al-Israa': 23)

2. Berkata yang Baik. Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya, "Dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa': 23)

3. Merendah terhadap Mereka. Allah subhanahu wata'ala berfirman
artinya, "Dan rendah-kanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan." (QS. Al-Israa': 24)

4. Mendo'akan mereka. Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan ucapkanlah,"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagai-mana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Rabbmu lebih mengetahui
apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka
sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat." (QS.
Al-Israa': 24-25)

Wasiat ke Tiga; Memberikan Hak Keluarga, Orang Miskin, dan Ibnu Sabil

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan." (QS. Al-Israa': 26)

Wasiat ke Empat; Tidak Menghamburkan Harta

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan
itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya." Dan jika kamu berpaling dari
mereka untuk memperoleh rahmat dari Rabbmu yang kamu harapkan, maka
katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas." (QS. Al-Israa': 26-28)

Wasiat ke Lima; Jangan Pelit dan Jangan Boros

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan
menyesal. Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rizki kepada siapa yang Dia
kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
melihat akan hamba-hambanya." (QS. Al-Israa': 29-30). Maksud menjadikan
tangan terbe-lenggu pada leher adalah kikir atau pelit, sedangkan
terlalu mengulur-kannya adalah boros.

Wasiat ke Enam; Tidak Membunuh Anak

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar." (QS. Al-Israa': 31)

Wasiat ke Tujuh; Jangan Mendekati Zina

Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Israa': 32)

Wasiat ke Delapan; Tidak Membunuh Jiwa yang Diharamkan

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuh-nya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh
secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli
warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam
membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan". (QS.
Al-Israa': 33)

Wasiat ke Sembilan; Tidak Memakan Harta Anak Yatim

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa." (QS. Al-Israa': 34)

Wasiat ke Sepuluh; Memenuhi Janji

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya." (QS. Al-Israa': 34)

Wasiat ke Sebelas; Memenuhi Takaran dan Timbangan

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya." (QS. Al-Israa': 35)

Wasiat ke Dua Belas; Tidak Mengikuti Apa yang Tidak Diketahui

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya
itu akan diminta pertanggunganjawabnya." (QS. Al-Israa': 36)

Wasiat ke Tiga Belas; Tidak Sombong

Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya,
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesung-guhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat
dibenci di sisi Rabbmu." (QS. Al-Israa': 37-38)

Seluruh wasiat yang tersebut di atas merupakan hikmah yang sangat
agung, maka siapa saja yang mengam-bilnya berarti telah mengambil bagian
yang sangat besar. Allah subhanahu wata'ala berfirman artinya, "Itulah
sebagian hikmah yang diwahyukan Rabb kepadamu. Dan janganlah kamu
mengadakan ilah yang lain di samping Allah, yang menyebab-kan kamu dilemparkan
ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat
Allah)." (QS. Al-Israa': 39) (Kholif Abu Ahmad)

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran
adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah
adalah dengan menyampaikan Artikel ini kepada saudara-saudara kita yang
belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Aamiin

sumber :
website: www.alsofwah.or.id

0 comments: