29 November, 2007

Bekerja dalam Perspektif Islam

"Dan katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Taubah [9] : 105).

Bagi seorang mu'min, bekerja merupakan sebuah kewajiban. Karena dengan bekerja, semua kebutuhan hidupnya akan terpenuhi, baik kebutuhan ruhani atau pun jasadi.

Orang yang bekerja memiliki kedudukan yang mulia dalam Islam. Rasulullah pernah memuji salah seorang seorang sahabatnya yang tangannya kasar karena sering bekerja untuk menafkahi keluarganya. Bahkan pernah mengatakan bahwa seorang laki-laki mu'min yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan kedua orangtua dan keluarganya disejajarkan dengan mujahid yang berjuang di jalan Allah.

Karenanya, bila seorang muslim yang memiliki kesempatan dan kemampuan untuk bekerja, tetapi tidak melakukannya, niscaya ia memiliki kedudukan yang kurang mulia dalam pandangan Allah dan rasulNya.



***

Pembagian Pekerjaan

Dalam persfektif Islam, pekerjaan dibagi ke dalam tiga bagian. Pertama, pekerjaan ibadah. Pekerjaan pertama yang harus ditunaikan oleh seorang muslim adalah beribadah. Beribadah, baik ibadah mahdhah maupun ghair mahdhah, pada dasarnya adalah sebuah pekerjaan. Beribadah sesuai yang telah dilakukan Rasulullah SAW adalah pekerjaan utama seorang muslim yang harus dilakukaan. Allah SWT berfirman, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu." (QS. Adz-Dzariyat [51] : 56).

Jelaslah bahwa menyembah Allah melalui ibadah shalat dan ibadah lainnya, merupakan pekerjaan utama seorang hamba Allah yang taat. Dan itu merupakan wujud syukur yang utama.

Kedua, pekerjaan dakwah. Berdakwah, menyeru kepada yang ma'ruf (kebaikan) dan meninggalkan kemungkaran adalah pekerjaan kedua yang harus dilakukan. Dengan bekerja sebagai da'i, Allah SWT akan memberikan keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagaimana firmanNya, "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran [3] : 104).

Ketiga, pekerjaan profesi. Dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 10, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur." Dalam ayat ini, Allah SWT telah menegaskan bahwa sesungguhnya setiap makhluk telah diberikan rezekinya.

Semua rezeki makhlukNya itu tersebar di muka bumi. Maka, setiap muslim dengan potensi akalnya diwajibkan untuk menjemput rezekinya sesuai dengan aturan Allah dan rasulNya. Kita, sesuai dengan profesinya, harus bekerja untuk memakmurkan bumi dan kesejahteraan umat manusia.


***

Kiat Sukses dalam Bekerja

Ada tiga faktor yang membuat seseorang sukses dalam bekerja. Pertama, dream (impian). Kesuksesan sangat ditunjang dengan keinginan yang kuat. Termasuk kesuksesan dalam bekerja. Biasanya seseorang yang bekerja pada suatu bidang akan lebih sukses bila bidang pekerjaan itu sesuai dengan yang diimpikannya.

Kedua, sikap dalam bekerja. Pekerja yang sukses biasanya ditunjang faktor spiritual (ikhlas), emosional (mawas), intelektual (kecerdasan) , fisik, dan professional (tuntas). Kelimanya merupakan faktor internal, artinya ada dalam diri kita dan harus selalu diasah.

Ketiga, sistem. Sistem yang kondusif sangat mendukung tercapai kesuksesan. Seringkali keahlian seseorang tidak bisa optimal karena sistem (aturan) yang tidak mendukung. Karenanya, bekerjalah sesuai dengan kemampuan dan keahlian. Luruskan niat agar Allah meridhai setiap pekerjaan yang telah kita lakukan. Yakinilah bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah SWT. Wallahu a'lam bishshawab.

penulis :
H. Taufik Ismail, Lc.

sumber :
URL : http://kotasantri. com/mimbar. php?aksi= Detail&sid=460