09 December, 2006

Masalah malu


Salah satu hikmah yang terkandung didalam kitab2 agama dari dahulu sampai sekarang ialah tentang rasa malu yang harus ada pada diri kita. Sebagaimana juga telah diterangkan oleh Rasulullah saw,

Artinya: Apabila engkau tidak mempunyai malu,maka perbuatlah apa yang engkau kehendaki..
( H.R.Bukhori )

Saudaraku, didalam memahami hadist ini, manusia terbagi pada dua pendapat.
Pendapat pertama mengatakan, bahwa perintah didalam perkataan Nabi ini adalah; untuk teguran keras.Serupa dengan teguran Allah swt yang berbunyi :


Artinya : Kerjakanlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (Fushilat40 ).
Maksudnya apabila manusia tidak mau menuruti perintah Allah,maka perbuatlah apa yang disukainya,karena Allah mengetahui dan akan membalas seluruh perbuatan manusia itu.

Dengan memakai arti ini dapat dipahami bahwa,Haya` atau Malu yang tersebut dalam perkataan Nabi itu, adalah suatu sipat yang menghalangi seseorang dari berbuat dosa dan kejahatan. Maka orang yang tidak punya malu dia akan cenderung berbuat dosa dan kejahatan.

Dosa dan kejahatan baginya seperti satu tubuh yang tidak terpisah. Kalau seseorang sudah tidak terpisah dengan dosa dan kejahatan,maka ia akan berbuatlah sesuka sukanya,dan semau maunya,seolah olah dia diperintah untuk berbuat dosa dan kejahatan itu. Hal itu terjadi dikarenakan dia sudah tidak mempunyai rasa malu lagi.

Pendapat yang kedua mengatakan, bahwa perintah tadi sifatnya hanya keharusan saja. Maksudnya apabila didalam sesuatu perbuatan,kita merasa aman daripada mendapat malu karena
kita merasa bahwa yang kita perbuat itu benar,maka perbuatan itu boleh dilakukan.Pendapat yang kedua ini tidaklah tepat dan terlalu jauh dari tujuan kata2 yang terdapat didalam Al-Qur an dan Hadist tadi.

Marilah kita simak besarnya pengaruh kata kata yang disampaikan oleh Nabi tentang rasa
malu itu. Kita melihat didunia sekarang bermacam macam kejahatan dan kemungkaran yang dilakukan manusia. Seperti; pembunuhan, perkosaan, perampasan hak manusia, korupsi, judi minuman yang memabukkan,narkoba dan sebagainya.Kalau kita periksa dengan teliti,perbuatan –
perbuatan maksiat tersebut dilakukan karena disebabkan sudah hilangnya rasa malu pada diri sipelaku.
malu

Kalau rasa malu sudah tidak ada pada diri seseorang ,atau pada suatu masyarakat ,atau pada suatu ummat dan bangsa, niscaya akan menjalarlah segala macam kemaksiatan dan kejahatan Jangan kita merasa hanya orang2 yang bodoh dan kecil saja yang mudah dihinggapi hilang rasa malu itu. Tetapi juga orang2 yang pintar dan pandai, orang2 besar, orang yang berkedudukan tinggi,dari rakyat biasa sampai pejabat,pedagang,karyawan,petani.bahkan semua golongan ,dapat dihinggapi penyakit hilangnya rasa malu itu. Bahkan apabila penyakit hilangnya rasa malu itu sudah berada pada diri orang2 atas,maka bahayanya akan lebih besar lagi. Karena hilangnya rasa malu itu,akan merobah nama2 kejahatan dan perbuatan dosa menjadi nama nama yang baik dan sopan kedengarannya. Seperti kemungkaran diganti namanya dengan pelanggaran, perzinahan diganti namanya dengan pelesiran ,pencurian diganti namanya dengan penjarahan, perjudian diganti namanya dengan ketangkasan, kekejaman diganti namanya dengan keadilan,kemusyrikan diganti namanya dengan kebudayaan ,kepornoan diganti namanya dengan kesenian, dan lain lain sebagainya. Semua kejahatan2 tersebut sudah berobah namanya,dan dianggap baik,sudah dianggap enteng dan biasa , Orang2 seperti inilah yang tersesat jalan,namun mereka menganggap perbuatannya benar.



Artinya : Yaitu orang2 yang siasia perbuatannya dalam penghidupan dunia,dan mereka
mengira bahwasanya mereka berbuat baik dalam usahanya.( Al-Kahfi 104 ).

Saudaraku Marilah kita berdoa dan berusaha,agar kiranya Allah menjauhkan kita dari penyakit tidak punya malu itu sehingga kita selamat dari perbuatan2 dosa dan mendapatkan kebahagiaan sejak didunia ini sampai keakhirat kelak.Aamiin Yaa Robbal `Aalaamiiin.


Sebagai penutup kita simak surat ( AN-Nisaa` 108 )


Artinya;Mereka menyembunyikan (kesalahannya) dari manusia ,tetapi mereka tidak
dapat bersembunyi dari Allah.(karena) Dia bersama mereka,sewaktu mereka
suatu malam memutuskan suatu perkataan (perbuatan) yang tidak disukai Allah.Dan Allah Maha Mencakup ilmu Nya tentang apa saja yang mereka kerjakan.
( AN-Nisaa` 108 )

penulis/disusun oleh : Setia Budi ( P3N Prapat Janji kab Asahan Prop SUMUT )

0 comments: