03 October, 2006

Kapankah Puasa Ramadhan Diwajibkan?

Diawal perjalanan dakwah Rasulullah SAW di Mekkah, puasa Ramadhan belum diwajibkan, akan tetapi puasa Ramadhan diwajibkan setelah hijrahnya Rasulullah SAW ke Madina Munawarah, setelah kaum mukminin memiliki daulah Islamiyah, dan setelah Allah SWT menancapkan keimanan yang kuat di hati kaum mukminin, yaitu di tahun ke-2 hijriyah dimana Allah menurunkan ayat : "Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi kaum-kaum sebelum kalian, semoga kalian menjadi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah : 183).

Dalam ayat tersebut, Allah memanggil orang Islam dengan panggilan iman (wahai orang-orang yang beriman) untuk menyalakan dan mengobarkan keimanan yang ada dalam hati kaum muslimin serta menumbuhkan ketundukan dan ketha'atan dalam jiwa mereka. Karena tanpa 2 hal ini manusia tidak akan menjalankan ibadah dengan keinginan yang murni, niat yang benar, ridha dan ikhlas, serta bersemangat dalam beribadah untuk mendapatkan surgaNya. Dan inilah salah satu rahasia yang terpendam dalam kebanyakan ayat-ayat perintah dan larangan (ayatus tasrii'iyah) dengan menyeru kaum mukminin dengan panggilan iman.

Berkata ibnu Mas'ud RA : "Jika anda mendengar Allah memanggil dan menyeru dengan panggilan "wahai orang-orang yang beriman", maka perhatikan dan pasanglah telinga anda! Karena sesungguhnya panggilan itu mengandung suatu kebaikan yang Allah perintahkan, atau suatu kejelekan yang Allah melarangnya." Yang dimaksudkan beliau (Ibnu Mas'ud) di sini adalah perhatikanlah sesungguhnya setelah seruan Allah itu ada 2 kemungkinan yang dikandung dalam ayat tersebut, yaitu perintah yang didalamnya ada kebaikan bagi kaum mukminin yang harus dilaksanakan; atau suatu larangan dari keburukan & kejelekan untuk dijauhi bagi kaum mukminin.
Maka panggilan iman didahulukan dari pada perintah ataupun larangan itu agar kaum mukminin bersegera dan bersemangat untuk menjalankan perintah Allah tersebut dengan ikhlas dan rasa rindu dengan perintah itu. Dan Allah telah menyebutkan serta memanggil kaum mukminin dengan shighah ini sebanyak 89 (delapan puluh sembilan) ayat di dalam Al-Qur'an & mengandung hukum, perintah, dan larangan yang berbeda-beda.

Perlu diketahui pula bahwasannya perintah puasa bagi umat Nabi Muhammad SAW adalah uswah dan mengikuti umat-umat yang terdahulu. Dan bukan umat Islam saja yang diwajibkan berpuasa, bahkan umat-umat terdahulu juga telah diwajibkan puasa sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut : "Sebagaimana telah diwajibkan (puasa) bagi umat-umat terdahulu."

Berkata Hasan al-Basri : "Sesunggunya Allah Ta'ala telah mewajibkan puasa Ramadhan kepada kaum yahudi & nasrani (la'natullahi alimim) sebelum kita. Adapun orang yahudi menyelisihi perintah Allah dan meningalkan puasa di bulan Ramadhan yang mulia tersebut, mereka menggantinya dengan puasa satu hari dalam setahun, yang mereka yakini pada hari itu adalah hari ditengelamkannya Fir'aun dan pengikutnya serta diselamatkannya Nabi Musa AS dan Bani Israel dari kejaran Fir'aun.

Adapun kaum nasrani maka mereka berpuasa Ramadhan bertepatan dengan musim yang sangat panas, karena itu mereka meninggalkan puasa itu dan menggantikannya pada waktu musim semi (musim rabi') & mereka mengatakan : "Kami tambahi puasa itu 20 hari sebagai kafarah (penganti) terhadap apa yang telah kami lakukan (menganti waktu puasa di bulan semi)." Maka mereka menjadikan puasa itu 50 hari sesuai syari'at dan perintah dari pemuka agama, rahib, dan pendeta mereka. Maka tentang mereka ini Allah telah berfirman dalam QS. At-Taubah : 31, "Mereka (kaum nasrani) telah menjadikan pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai sembahan selain Allah."

Sulaiman Effendi - Saudi Arabia

0 comments: