05 June, 2007

SEBAB SEBAB KEHANCURAN UMAT

Pembaca yang budiman! Lembaran kita kali ini akan membicarakan tentang
sebab sebab mengapa Allah subhanahu wata'ala menghancurkan penduduk
sebuah negeri dan bahkan sebuah umat. Mengapa mereka dihancurkan? Apakah
Allah subhanahu wata'ala berbuat zhalim kepada mereka? Tidak sama
sekali, bahkan itulah balasan kezhaliman yang mereka lakukan. Allah subhanahu
wata'ala befirman, artinya,
"Dan kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri." (QS. Huud:101)
Berikut ini di antara sebab-sebab mengapa sebuah negeri atau umat di
hancurkan. Jika di suatu tempat telah tampak sebab-sebab ini maka artinya
mereka sedang menunggu kebinasaan dan kehancuran dari Allah subhanahu
wata'ala

1. Kezhaliman

Kezhaliman merupakan sebab paling dominan mengapa Allah subhanahu
wata'ala menghancurkan sebuah negeri. Allah subhanahu wata'ala berfirman,
artinya,
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri
yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi
keras." (QS Huud:102)

Amat banyak kezhaliman yang terjadi di suatu negeri atau kampung,
kezhaliman kepada Allah subhanahu wata'ala, kezhaliman terhadap sesama
manusia antara satu dengan yang lainnya. Berapa banyak kezhaliman yang
terjadi di suatu negara, baik terhadap orang-orang kecil, para pegawai,
buruh dan warga negara yang mereka semua tidak mampu untuk mendapatkan
sebagian hak-haknya, apa lagi keseluruhan haknya. Dan di antara kezaliman
yang sangat besar adalah kezhaliman terhadap orang-orang mukmin,
muwahidin, kepada para da'i yang menyeru ke jalan Allah, kepada para wali
Allah. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat
zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka."
(QS. al-Kahfi: 59)

2. Kemegahan Hidup Dan Nikmat Yang Melimpah

Di masa ini kita melihat banyak orang berpakaian mewah, tinggal di
istana-istana dan gedung megah, naik kendaraan mewah, dengan perabotan
rumah yang serba lux yang hampir-hampir tidak bisa dinalar. Padahal berapa
banyak kemewahan yang menyeret manusia ke dalam dosa, maksiat dan
kefasikan. Sampai-sampai orang menjadi lupa kepada agama Allah subhanahu
wata'ala dan perintah-Nya, hanya lantaran tinggal di rumah mewah, naik
kendaraan mewah. Tidak senang dan tidak mau menerima nasihat jika ada
orang lain yang beramar ma'ruf nahi munkar.

Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadap nya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al Israa': 17)

3. Kufur Nikmat

Sebagian orang ada yang jika diberikan nikmat oleh Allah subhanahu
wata'ala maka dia tidak mau bersyukur, Allah subhanahu wata'ala memberi
nikmat namun dia melupakan hak-hak Allah subhanahu wata'ala yang ada dalam
nikmat tersebut. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena
itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An-Nahl:112)

Kelaparan dan ketakutan adalah dua hal yang selalu berdampingan,
manusia jika kufur nikmat lalu Allah subhanahu wata'ala menimpakan kepada
mereka kelaparan dan mereka tidak mau kembali kepada Allah subhanahu
wata'ala maka Dia akan menimpakan ketakutan. Demikian juga jika mereka sudah
ditimpa ketakutan, hilangnya rasa aman dan ketenangan namun tetap tidak
mau kembali kepada Allah subhanahu wata'ala maka Dia timpakan kepada
mereka kelaparan.

4. Banyak Orang Munafik

Salah satu sebab hancurnya umat adalah karena banyaknya orang munafik
yang memegang urusan kaum muslimin. Orang munafik adalah orang yang
menampak kan Islam namun memendam kekufuran, memerangi wali-wali Allah,
para da'i di jalan Allah, para ulama dan orang-orang yang istiqamah
menjalankan agama. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi". Mereka menjawab, "Sesungguh nya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan". (QS. Al-Baqarah:11)

Mereka mengaku sedang melakukan perbaikan, sebagian dari mereka berkata
sebagaimana yang dikatakan Fir'aun kepada pengikutnya, dalam firman
Allah, artinya, "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon
kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar
agama-agamamu atau menimbul kan kerusakan di muka bumi". (QS Ghafir:26)

5. Berwala' (Setia) Kepada Kaum Kufar

Memberikan wala' (loyalitas) kepada orang kafir dan tidak bersikap
setia kepada orang mukmin masih banyak terjadi di masyarakat. Mereka setia
kepada musuh-musuh Allah dan bangga dapat membantu serta menolong
mereka. Allah subhanahu wata'ala berfirman,
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang
telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka
bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al-Anfal: 173)

Maksudnya jika orang mukmin tidak berwala' dengan orang mukmin, tidak
berwala dengan penyeru penyeru kebaikan, tidak berwala' dengan ahli ilmu
dan ahli takwa, maka itu akan menyebabkan fitnah di muka bumi dan
kerusakan yang besar.

6. Meninggalkan Amar Ma'ruf Dan Nahi Munkar

Sesungguhnya di antara sebab hancur nya umat adalah karena meninggalkan
amar ma'ruf nahi munkar. Allah subhanahu wata'ala telah berfirman,
artinya,
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah
amat keras siksaan-Nya." (al-Anfal 25)

Hal ini sebagaimana digambarkan dalam hadits tentang safinah (perahu),
yakni jika ada seseorang yang ingin mengambil air dengan cara melobangi
perahu, lalu penumpang yang lain tidak mencegahnya, maka seluruh
penumpang perahu akan tenggelam semua, bukan hanya orang yang melobangi
perahu. Memang terkadang banyak alasan untuk meninggalkan amar ma'ruf nahi
munkar. Misalnya, "nanti saya tidak punya penghasilan, saya khawatir
keluarga dan rumah, saya malu untuk berbicara, ini urusan ulul amri
(penguasa), ini dan itu."

7. Menyebarnya Riba

Jika riba sudah merajalela di suatu negeri maka ketahuilah -wahai
sekalian hamba Allah- itu hanya tinggal menunggu peperangan dari Allah
subhanahu wata'ala. Adzab dari Allah subhanahu wata'ala mungkin berupa
krisis, kelaparan , hutang, dikuasai musuh, bencana dan lain-lain. Allah
subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi mu." (QS. al-Baqarah:278-279)

8. Penghacuran Masjid

Di antara sebab hancurnya sebuah negeri adalah jika masjid-masjid
dirobohkan. Merobohkan masjid sebagaimana dikatakan Imam asy-Syaukani ada
dua macam:

1. Takhribul hissi , yakni merobohkan masjid secara fisik.

2. Takhribul ma'nawi, yakni menelantarkan dari tujuan dibangunnya
masjid, tidak ada kajian, ta'lim, muhadharah, digembok setiap saat, orang
dilarang masuk dan lain-lain. Allah subhanahu wata'ala berfirman,
artinya,
"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi
menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk
merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah),
kecuali dengan rasa takut (kepada Allah)." (QS. al-Baqarah: 114)

9. Meninggalkan Jihad

Bagaimana tidak, sebab meninggalkan jihad fi sabilillah artinya
membiarkan kerusakan di muka bumi tanpa mau mencegahnya, tidak mau menolong
agama Allah subhanahu wata'ala dan al-Haq. Maka jelas sekali jika tidak
ada jihad, kerusakan dan keburukan akan terus bercokol. Lihatlah
bagaimana akibat meninggalkan jihad, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, "Jika kalian asyik berjual beli dengan 'inah (satu
jenis riba), mengikuti ekor-ekor sapi (bertani dan beternak) lalu
meninggalkan jihad fi sabilillah maka Allah akan menguasakan kepadamu kehinaan
yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian."
(HR. Abu Dawud)

10. Menyebarnya Kekejian

Bentuk-bentuk perbuatan keji amatlah banyak, di antara yang disebutkan
dalam hadits adalah khabats (perzinaan), dan ini yang sangat
mengkhawatirkan, juga minuman keras, alat-alat musik dan kemungkaran-kemungkaran
lainnya. Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah
meyebutkan beberapa kemungkaran beserta akibatnya, di antaranya adalah:

1. Tidaklah tersebar perzianaan kecuali Allah akan menurunkan tha'un
dan penyakit aneh yang tidak pernah ada di masa lalu.

2. Tidaklah manusia mengurangi timbangan dan takaran (termasuk riba,
menipu dalam jual beli dll) kecuali Allah akan menimpakan paceklik
(kelaparan) kekurangan makanan pokok dan penguasa yang buruk (zhalim).

3. Tidaklan manusia menahan zakatnya kecuali Allah akan menahan
turunnya air hujan dari langit, kalau bukan karena binatang ternak maka Allah
tidak akan menurunkannya.

4. Tidaklah mereka merusak janji dengan Allah dan Rasul kecuali Allah
akan menguasakan mereka kepada musuh. (Kholif Abu Ahmad)

Sumber: Naskah Khutbah Jum'at "Asbab Hilak al-Umam", Syaikh Nabil
al-'Awadh

sumber :
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=431

0 comments: