16 January, 2007

Keras Hati, Penyebab Rahmat Allah Menjauhi Kita

Penulis : H. Mulyadi Al-Fadhil, S.Sos.I

Hati adalah komponen utama yang menyebabkan harmonisnya hubungan sesama manusia. Bila hati berpenyakit, maka akan membawa pengaruh terhadap kurang harmonisnya sebuah hubungan. Begitu pula hubungan sesama muslim. Hati menjadi kunci utama tertunaikannya hak dan kewajiban seorang muslim secara benar.

Seperti kita ketahui, di antara hak sesama muslim menurut Rasulullah SAW yaitu mengucapkan selamat jika bertemu, menghadiri undangan jika diundang, memberi nasihat jika salah seorang di antara kita membutuhkannya, menengoknya jika ada yang sakit, menjawab dengan do'a "Yarhakumullah" jika ada yang bersin, dan melayat serta ikut mengantarkan ke kuburan jika ada yang meninggal.

Hak seorang muslim itu, tidak mungkin akan ditunaikan oleh muslim lainnya jika di dalam hatinya ada penyakit hati. Di antara penyakit hati itu, yaitu keras hati (fadzadzah). Untuk menunaikan hak sesama muslim, memang harus dengan perasaan penuh kasih sayang. Jika seseorang yang mengidap fadzadzah masih dapat menunaikannya, mungkin hanya balas budi saja atau agar terhindar dari rasa malu.

Fadzadzah menurut Uwes Al-Qarni dalam 60 Penyakit Hati, yaitu watak atau sikap keras seseorang dengan penampilannya yang tidak bersahaja, berbicara kasar, sehingga gerak-geriknya membuat orang lain canggung untuk mendekatinya, bahkan sampai membencinya, sedangkan ia tidak menyadari hal itu. Hal yang menyebabkan seseorang mengidap penyakit ini, yaitu akibat kerasnya hati, kesombongan, ujub karena kebaikannya, dan sifat-sifat lain yang lahir dari kecenderungannya melecehkan orang lain.

Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 159 menggambarkan, seseorang yang hatinya keras akan dijauhi orang lain. Sebagaimana firmanNya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka."

***

Akibat Fadzadzah

Tidak ada keuntungan apapun jika kita mengidap penyakit hati yang satu ini. Lima hal di bawah ini akan kita dapatkan jika kita memiliki penyakit keras hati. Yaitu,

1. Cenderung dibenci setiap orang.

2. Jauh dari rahmat Allah.

3. Mudah meluapkan amarah kepada orang yang tidak sepaham.

4. Tergolong orang celaka. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda, "Rahmat tidak akan dicabut, kecuali dari orang celaka." (HR. Tirmidzi).

5. Tidak akan ada orang yang mengasihi. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang tidak mau mengasihi (orang lain), tidak akan dikasihi (orang)." (HR. Bukhari dan Muslim).

***

Kiat Menghindarinya

Islam adalah agama yang menebarkan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Karena itu, seorang muslim yang memiliki sikap keras hati dan kasar, sangat bertentangan dengan nilai-nilai azasi dari ajaran Islam. Apalagi, terhadap sesama muslim, seharusnya saling menjaga kehormatan dan saling memenuhi hak dan kewajiban.

Enam hal di bawah ini, menurut Al-Qarni, bisa dilakukan agar kita dapat terhindar dari penyakit ini.

Pertama, memahami Allah SWT menciptakan keistimewaan pada seseorang di atas segala kekurangannya, agar masing-masing saling melengkapi kekurangan dengan kelebihan yang dimilikinya.

Kedua, saling mengasihi.

Ketiga, tidak bersikap kasar kepada siapa pun.

Keempat, membiasakan bertutur kata dengan sopan.
Kelima, menyadari bahwa sekuat apa pun kemampuan diri, akan mengalami masa keruntuhan.

Dan keenam, berusaha beradaptasi dengan lingkungan jika kita berasal dari masyarakat yang berbeda kondisi sosiologisnya. Rasulullah SAW bersabda, "Ambillah (sikap yang sesuai dengan tetangga), sebelum kamu tinggal (di daerah/tempatnya) ."

Sikap keras hati dan kasar memang tidak boleh kita tunjukkan kepada sesama muslim. Namun, terhadap orang-orang kafir yang jelas-jelas memerangi Islam harus kita tunjukkan. Hati seorang muslim harus keras terhadap mereka; tidak ada bentuk perdamaian apapun yang dapat dipercaya; haram berkasih sayang dengan mereka. Bahkan, seharusnya kita memasang rasa curiga dan buruk sangka dalam setiap tingkah laku mereka. Allah SWT berfirman, "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Fath [48] : 29).

Adapun kepada orang kafir yang tidak memerangi Islam (bukan misionaris), hendaknya kita bersikap sebaliknya. Allah SWT melalui Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk hidup rukun dengan mereka. Semua itu, dilakukan Rasulullah dalam rangka dakwah agar mereka memiliki simpati dan tertarik kepada Islam. Allah SWT berfirman, "Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Maidah [5] : 13). [Swadaya-53/ V/0107]

URL : http://kotasantri. com/mimbar. php?aksi= Detail&sid=367


0 comments: