07 March, 2008

BERSEGERA DALAM BERAMAL

Segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala yang kepunyaan-Nya apa-apa
yang ada di langit dan di bumi dan bagi-Nya segala puji di Akhirat. Dia
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya manusia diciptakan untuk beramal, kemudian ia akan
dibangkitkan pada hari Kiamat nanti untuk mendapatkan balasan atas amal-nya
itu. Ia tidak diciptakan untuk bermain-main lantas ditinggalkan begitu
saja tanpa ada pertanggungjawaban. Orang bahagia ialah orang yang bisa
memberikan simpanan kebaikan untuk pribadinya yang didapat di sisi Allah
subhanahu wata'ala. Dan orang celaka adalah orang yang memberikan
kejelekan untuk pribadinya, akibatnya adalah kerugian dan kesengsaran.

Perhatikanlah amal perbuatan kalian dan beritrospeksilah pada diri
kalian sebelum datangnya ajal. Sesungguhnya ajal adalah ujung dari amal
kalian dan merupakan awal pembalasan atas amal-amal kalian. Maut itu
sangat dekat dan kalian tidak mengetahui kapan ia datang. Uban merupakan
salah satu tanda yang mengingatkan kematian, maka bersiap-siaplah
untuknya. Dan kematian teman dan rekan merupakan tanda akan dekatnya kematian
seseorang.

Oleh karena itu berusahalah untuk mengingat kematian dan beramallah
untuk kehidupan sesudah kematian, yakni kehidupan yang akan kalian datangi
dan akan kalian tempati, Janganlah kalian menyibukkan diri dan lupa
darinya dengan melakukan hal-hal yang bisa menjadikan kalian pergi
meninggalkannya. Jangan sampai anda tertipu dengan banyaknya angan-angan,
akhirnya kalian lupa akan datangnya kematian. Berapa banyak orang
berangan-angan kemudian tidak kesampaian. Berapa banyak orang yang mendapati
waktu pagi, lantas ia tidak mendapati tenggelamnya matahari di sore
harinya. Dan berapa banyak orang yang memasuki waktu malam, namun ia tidak
mendapati pagi harinya. Dan berapa banyak orang yang berharap (ketika
menjelang wafat) agar ditangguhkan sebentar supaya bisa memperbaiki apa
yang telah ia rusak dan ia sia-siakan, maka dikatakanlah padanya,"tidak
bisa", "tidak mungkin", sesungguhnya harapanmu telah hilang, dan
kamipun telah mengingatkanmu sebelum hal ini terjadi, dan kami juga telah
memberitahukan kepadamu bahwa pada sa'at ini tidak ada waktu dan tempat
lagi bagimu untuk kembali". Allahsubhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari meng-ingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian, maka mereka itulah orang-o-rang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian
dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,"Ya Rabbku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersede-kah dan aku termasuk orang-orang yang
shalih". Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang
apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan." (QS. al-Munafiqun: 9-11)


Sesungguhnya amal setiap manusia akan berakhir ketika ajalnya tiba,
akan tetapi di sana ada amalan-amalan yang manfa'at dan pahalanya akan
terus mengalir, meskipun pelakunya telah meninggal dunia, seperti
wakaf-wakaf kebaikan, wakaf pohon-pohonan yang bermanfaat atau yang berbuah,
membangun masjid, madrasah-madrasah, dan anak cucu yang shalih, dan juga
mengajarkan ilmu yang manfa'at dan menulis buku-buku yang berfaidah. Di
dalam hadits shahih dari Abu Hurairah [rodhiyallahu 'anhu] bahwa
Rosululloh subhanahu wata'ala bersabda, "Jika seorang anak adam meninggal,
maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu: Shadaqah jariyah,
Ilmu yang manfa'at, Anak yang shalih, yang berdo'a bagi orang tuanya".
(HR. Muslim).


Hadits ini menunjukkan terputusnya amal seseorang karena kematian, dan
kehidupan di dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat untuk
beramal.

Maka sebagai orang Islam sudah seharusnya takut, jangan sampai lupa
mati dan menyia-nyiakan waktu. Dan bersegera melakukan ketaatan-ketaatan
sebelum datang kematian, tidak mengakhirkannya sampai waktu yang
terkadang tidak ia dapati. Banyak sekali nash-nash dari ayat atau hadits yang
menganjurkan untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam mengerjakan
ketaatan dan kebaikan.

Hadits di atas juga menunjukkan pengecualian tiga perkara yang akan
bermanfaat bagi pemiliknya, meskipun telah meningal dunia, tiga perkara
itu adalah:

- Shadaqah jariyah


Para ulama telah menjelaskan bahwa shadaqah jariyah adalah wakaf
kebaik-an, seperti wakaf tanah, wakaf masjid, madrasah,tempat tinggal, sawah,
mus-haf, buku -buku yang berfaidah dan lain sebagainya. Ini adalah
amalan yang utama yang bisa ia lakukan bagi dirinya untuk kehidupan
akhirat. Dan hal ini bisa dikerjakan oleh orang yang berilmu dan juga orang
awam.

- Ilmu yang bermanfa'at


Hal ini bisa dilakukan oleh orang yang berilmu, yakni dengan
menyampai-kan ilmu-ilmu agama kepada masyara-kat, baik secara lisan maupun
tulisan, seperti menulis buku-buku keagamaan. Orang awam juga bisa ikut
andil, yakni dengan mencetak buku-buku tersebut atau membelinya, kemudian
membagi-nya atau mewakafkannya. Maka di dalam hadits ini terdapat anjuran
yang sangat untuk belajar agama, mengajarkannya, serta menyebarkan
buku-buku agama, sehingga masyakat bisa mengambil manfa'at darinya, baik
ketika ia masih hidup atau sudah wafat.

- Anak yang shalih


Do'a anak atau cucu, baik laki-laki atau perempuan akan bermanfa'at
bagi orang tuanya. Begitu juga shadaqah atau haji yang diniatkan untuk
orang tua mereka. Bahkan do'anya teman baik anak-anak mereka juga akan
bermanfaat bagi orang tua mereka. Tidak jarang seseorang mendo'akan orang
yang telah berbuat baik kepadanya dengan mengatakan, "Semoga Allah
subhanahu wata'ala merahmati orang tua kalian dan mengampuni dosa-dosanya".


Di dalam hadits di atas juga terdapat anjuran untuk menikah agar
mendapatkan anak yang shalih dan juga terdapat larangan untuk membatasi
keturunan. Dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk mendidik anak agar
menjadi anak yang shalih, generasi yang shalih bagi bapaknya, mendoakan
mereka setelah kematian mereka.

Namun sungguh sangat disayangkan banyak sekali masyarakat yang
menye-pelekan masalah pendidikan anak ini. Mereka tidak perduli dengan
pendidikan agama, membiarkan anak-anaknya meninggalkan kewajiban dan melakukan
yang diharamkan agama, seperti meninggalkan shalat, mengumbar aurat,
dan syahwat atau yang lainnya yang menyebabkan rusaknya agama ini. Akan
tetapi jika anaknya merusak sedikit saja dari hartanya, maka dengan
serta merta mereka melakukan tindakan, dan memarahi anaknya.

Bertakwalah kalian wahai para orang tua kepada Allah subhanahu wata'ala
dalam mendidik anak, agar mereka menjadi simpanan berharga bagi
kalian, dan tidak menjadi penyebab kerugian dan penghalang yang bisa
membahayakan kalian. Ketahuilah sesungguhnya mendidik anak agar baik itu tidak
datang begitu saja, kita harus memberikan sebab-sebab dan sarana
pendukungnya dan bersabar, serta mengarahkan pada kebaikan dan menjauhkan
mereka dari kemungkaran.

Hadits ini juga menunjukkan atas disyari'atkannya seorang anak berdo'a
untuk orang tuanya, di samping do'a pribadi mereka, baik di dalam
shalat atau di luar shalat. Dan ini termasuk perbuatan baik kepada orang tua
yang akan tetap berlaku, meskipun orang tua mereka telah wafat. Semua
yang disebutkan ini merupakan kandungan dari ayat al-Qur'an, artinya,
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan".
(QS. Yasin :12)


Karena sesuatu yang mereka kerjakan itu artinya perbuatan yang mereka
lakukan langsung ketika mereka hidup di dunia, amal baik atau amal
buruk. Sedangkan bekas-bekas yang mereka tinggalkan artinya sesuatu yang
timbul sesudah kematian mereka akibat amal perbuatan mereka semasa hidup,
yang baik atau yang buruk. Ada tiga perkara (amalan) yang bekasnya akan
sampai kepada pelakunya, meskipun ia telah meningal dunia, yaitu:


1. Hal-hal yang dilakukan orang lain disebabkan ajakan dia atau arahan
dia sebelum kematiannya.
2. Hal-hal yang memberi manfa'at bagi orang lain, yang ia lakukan
sebelum kematiannya, seperti wakaf bangunan atau tanah.
3. Hal-hal yang dikerjakan oleh orang yang masih hidup dan dihadiahkan
kepada mayit, seperti do'a, shadaqah atau amal baik yang lainnya.


Ibnu Majah telah meriwayatkan sebuah hadits, yang artinya, "Orang
mu'min akan menemukan balasan beberapa amal baiknya setelah kema-tiannya, di
antaranya: Ilmu yang ia sebarkan, Anak shalih yang ia tinggal-kan,
Mushaf yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun untuk
ibnu sabiil, Saluran irigasi yang ia buat, Shadaqah yang ia keluarkan
semasa hidupnya".


Bersungguh-sungguhlah kalian -semoga Allah subhanahu wata'alamerahmati
kalian - untuk melakukan sebab-sebab yang bermanfa'at, dan mendahulukan
amal-an-amalan yang bermanfa'at, yang pahalanya tetap mengalir setelah
kalian wafat. Allahsubhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Harta dan
anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan". (QS. 18:46)

(Oleh : Ibnu Thayyib Maksudi)
Sumber: Dialihbahasakan dari buletin berbahasa arab, Dr. Solih bin
Fauzan al-Fauzan, Riyadh, Saudi Arabia).

sumber :http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=470


0 comments: