
Salah  satu  hikmah  yang  terkandung didalam kitab2 agama dari dahulu sampai sekarang ialah tentang  rasa  malu yang harus ada pada diri kita. Sebagaimana juga telah diterangkan  oleh Rasulullah saw,
Artinya: Apabila engkau tidak mempunyai malu,maka perbuatlah apa yang engkau kehendaki..
( H.R.Bukhori )
Saudaraku,   didalam  memahami  hadist ini,   manusia  terbagi  pada  dua pendapat.
Pendapat  pertama mengatakan,  bahwa perintah didalam perkataan Nabi ini adalah; untuk    teguran keras.Serupa dengan teguran Allah swt yang berbunyi :
Artinya : Kerjakanlah  apa  yang kamu  kehendaki, sesungguhnya Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (Fushilat40 ).            
Maksudnya apabila manusia tidak mau menuruti perintah Allah,maka perbuatlah apa yang disukainya,karena Allah mengetahui dan akan membalas seluruh perbuatan manusia itu.
Dengan  memakai  arti  ini dapat  dipahami  bahwa,Haya` atau Malu  yang tersebut dalam perkataan  Nabi  itu, adalah  suatu  sipat  yang  menghalangi    seseorang  dari  berbuat  dosa   dan kejahatan. Maka orang yang tidak punya malu dia akan cenderung berbuat dosa dan kejahatan.
Dosa dan   kejahatan  baginya  seperti  satu tubuh  yang tidak terpisah. Kalau seseorang sudah tidak terpisah  dengan dosa dan kejahatan,maka ia akan berbuatlah sesuka sukanya,dan semau maunya,seolah olah   dia    diperintah   untuk   berbuat   dosa dan kejahatan itu. Hal itu terjadi dikarenakan dia sudah tidak mempunyai rasa malu lagi.
Pendapat  yang  kedua  mengatakan,  bahwa  perintah  tadi  sifatnya hanya keharusan saja. Maksudnya apabila didalam sesuatu perbuatan,kita merasa aman daripada mendapat malu karena
kita merasa bahwa yang kita perbuat itu benar,maka perbuatan itu boleh dilakukan.Pendapat yang kedua ini tidaklah  tepat  dan  terlalu  jauh dari tujuan kata2 yang terdapat didalam Al-Qur an dan Hadist tadi.
Marilah kita simak besarnya pengaruh kata kata yang disampaikan oleh Nabi tentang rasa
malu itu. Kita melihat  didunia   sekarang  bermacam  macam  kejahatan  dan  kemungkaran yang dilakukan  manusia.    Seperti;   pembunuhan, perkosaan,  perampasan hak manusia, korupsi, judi minuman yang memabukkan,narkoba dan sebagainya.Kalau kita periksa dengan teliti,perbuatan –
perbuatan  maksiat  tersebut  dilakukan  karena  disebabkan  sudah  hilangnya rasa malu pada diri sipelaku.
malu
Kalau rasa malu sudah tidak ada pada diri seseorang ,atau pada suatu masyarakat ,atau  pada  suatu ummat dan bangsa, niscaya  akan menjalarlah   segala macam kemaksiatan  dan  kejahatan Jangan  kita  merasa  hanya  orang2  yang bodoh dan kecil saja yang mudah dihinggapi hilang rasa malu itu.  Tetapi juga orang2 yang pintar dan pandai, orang2 besar, orang yang berkedudukan tinggi,dari rakyat biasa sampai pejabat,pedagang,karyawan,petani.bahkan semua golongan ,dapat dihinggapi penyakit hilangnya rasa  malu itu. Bahkan  apabila  penyakit hilangnya  rasa  malu  itu sudah berada pada diri orang2 atas,maka bahayanya akan lebih besar lagi.  Karena hilangnya rasa malu itu,akan merobah nama2 kejahatan  dan perbuatan dosa menjadi  nama nama  yang baik dan sopan kedengarannya. Seperti kemungkaran   diganti   namanya   dengan   pelanggaran,  perzinahan   diganti   namanya  dengan pelesiran ,pencurian  diganti  namanya  dengan   penjarahan, perjudian  diganti  namanya  dengan ketangkasan, kekejaman  diganti namanya dengan keadilan,kemusyrikan diganti namanya dengan kebudayaan  ,kepornoan  diganti  namanya  dengan  kesenian, dan  lain  lain  sebagainya.   Semua kejahatan2 tersebut sudah berobah namanya,dan dianggap baik,sudah dianggap enteng dan biasa , Orang2 seperti inilah yang tersesat jalan,namun mereka menganggap perbuatannya benar.
Artinya : Yaitu  orang2  yang  siasia perbuatannya dalam penghidupan dunia,dan mereka 
 mengira bahwasanya mereka berbuat baik dalam usahanya.( Al-Kahfi 104 ).
 
Saudaraku  Marilah  kita  berdoa  dan  berusaha,agar kiranya Allah menjauhkan kita dari  penyakit  tidak punya malu itu sehingga kita selamat dari perbuatan2 dosa dan mendapatkan kebahagiaan sejak didunia ini sampai keakhirat kelak.Aamiin Yaa Robbal `Aalaamiiin.
  
Sebagai penutup kita simak surat  ( AN-Nisaa` 108 )
Artinya;Mereka menyembunyikan (kesalahannya) dari manusia ,tetapi mereka tidak
dapat  bersembunyi  dari  Allah.(karena)  Dia   bersama mereka,sewaktu mereka
suatu  malam memutuskan suatu perkataan (perbuatan) yang tidak disukai Allah.Dan Allah Maha Mencakup ilmu Nya tentang apa saja yang mereka kerjakan.
( AN-Nisaa` 108 )
penulis/disusun oleh : Setia Budi ( P3N Prapat Janji kab Asahan Prop SUMUT )
 
0 comments:
Post a Comment